Apriawan: Pelaku Survey Harimau Sumatera di TN Way Kambas
Namanya pendek saja, Apriawan
biasa dipanggil Kang Apri atau Pak Apri, dalam beberapa buku yang dibuat oleh
orang bule namanya sering ditulis Apribadi. Lahir di Tulung Agung Jawa Timur, pada tanggal 04 April 1965. Sepintas lalu bapak dua anak ini tampak
menyeramkan bagi orang yang belum mengenalnya karena kulitnya yang hitam dan
tubuh besar ditambah lagi terkadang memelihara jenggot lebat.
Bekerja di Taman Nasional Way
Kambas sejak masih bujangan pada tahun
1984, dan satu tahun kemudan diangkat sebagai pegawai honorer di Sub Balai Way
Kambas sampai diangkat menjadi pegawai negeri tahun 1990. Sosok kita ini seorang staf lapangan sejati yang telah
banyak makan asam garam melakukan patroli dan survey di kawasan konservasi
khususnya Taman Nasional Way Kambas,
mulai dari pengamatan burung, badak sumatera sampai harimau sumatera..
Walaupun pendidikan formal hanya sampai S2 (SD dan SMP), akan tetapi tidak
menjadi halangan baginya untuk melakukan berbagai kegiatan survey dan
pengamatan yang bagi orang lain dengan tingkat pendidikan lebih tinggi masih
sulit melakukannya. Mulai aktif di lapangan
sejak awal bergabung di Way Kambas, menyebabkan banyak pengalaman, insting dan
pengetahuan lapangan yang dimiliki Kang Apri yang tidak terdapat di dalam
buku. Entah sudah berapa banyak
mahasiswa S1, S2 dan S3 bahkan beberapa penulis buku panduan lapangan (yang
bukunya banyak dipakai oleh mahasiswa ) di dampingi oleh Kang Apri saat
melakukan survey atau mencari jenis-jenis hewan tertentu.
Pengetahuan yang dimiliki Kang Apri dipelajari secara otodidak, “ Dulu saya membawa kamus bahasa inggris
kalau mendampingi bule” begitu Kang Apri menjelaskan, “ Habis semua teman-teman
tidak mau mendampingi bule karena nggak bisa bahasa inggris, ya jadi saya nekat
aja”, tambahnya. ”Saya suka pergi
sendiri ke hutan untuk mengamati burung langka seperti mentok rimba (Cairina scutulata), nggak ada yang
nyuruh tapi karena pengen tahu”, tambah bapak
yang juga ahli burung ini.
”Lagian waktu itu saya masih muda,
semangat tinggi, kalau nggak gitu ya kapan mau maju”, katanya bersemangat.
Mulai bergabung dengan program harimau Sumatera
pada tahun 1995, saat dimulai program
penelitian harimau Sumatera di Way Kambas sebagai staf pendamping. Selanjutnya pada tahun 1998 mulai dipercaya
untuk menjadi komandan bidang survey dan jebakan kamera infra merah pada
program yang sama sampai saat ini.
Selain pengetahuan dan keahlian lapangan, hal lain yang dikuasai oleh
Pak Apri adalah memasak. Jika sudah
waktu memasak, biasanya trangia dan alat masak lainnya akan dikuasai oleh Pak
Apri, dan hasilnya ditanggung enak.
Kiri: Pak Apri sedang memasang kamera infra merah
Kanan:
Pak Apri sedang melakukan test terhadap kamera. Tampak
harimau sumatera hasil kamera berfose seperti Pak Apri saat melakukan test kamera
Banyak suka-duka yang
telah dirasakan bapak dua putri ini saat melakukan kegiatan di dalam hutan,
saat musim hujan maka selama di dalam hutan pakaian yang
dikenakan selalu basah dan di malam hari biasanya dikeringkan dengan api, akan
tetapi besoknya walaupun lebih kering tetapi pakian putih akan berubah menjadi
kekuningan karena asap. Belum lagi pacet di darat dan lintah di sungai yang banyak. Saat musim kemarau hampir semua sungai menjadi
kering, sungai-sungai besarpun seperti
Sungai Way Kanan menjadi asin karena intrusi air laut. Di sungai-sungai yang dulu banyak air tawar,
kini hanya tersisa kubangan-kubangan bekas hewan minum dengan warna air yang
kehitaman, maka alternatif yang dilakukan adalah menggali tanah berjarak
sekitar 2-3 m dari kubangan tersebut. Bisanya setelah menggali sekitar 1-2 m
akan ada air. Jangan tanya warna airnya,
pokoknya kalau dibuat masak nasi maka nasi akan menjadi kekuningan karena
bercampir lumpur sedikit dan jika untuk
minum biasanya dibuat kopi sehingga tidak nampak warna asli air. Saat musim kemarau juga banyak sekali kutu,
baik kutu monyet maupun kutu babi, bagi yang tidak tahan gigitan kutu akan
menimbulkan rasa gatal.
”Modal utama untuk melakukan kegiatan di lapangan adalah dengkul, maksudnya
adalah kemauan: mau tahu dan mau susah”, jelas pak Apri. ”Selain itu modal yang sangat penting adalah
kejujuran, karena terkadang apa yang ditemukan di lapangan tidak sama dengan
teori di buku”, tambahnya.
Dengan pengalaman di lapangan yang banyak,
menyebabkan pengetahuan menjadi banyak dan sering memberikan penjelasan kepada
tamu-tamu penting yang datang mengunjungi Taman Nasional Way Kambas.
Pak Apri hanyalah pegawai kecil, biasanya kami menyebutnya eselon 1 (maksudnya golongan 1), tetapi kita harus
banyak belajar dari beliau, terutama motivasi untuk mengembangkan diri yang
bukan hanya teori tetapi langsung praktek di lapangan. ”Lapangan merupakan sumber ilmu yang tidak
akan pernah habis atau usang,” begitulah motto Pak Apri.
Kanan: Pak Apri sedang memberi penjelasan kepada Menteri
Kehutanan RI Bapak MS. Kaban saat berkunjung ke TN. Way Kambas.
365sbobet adalah Agen SBOBET Terpercaya Indonesia, Situs Agen Bola Resmi Online Casino Terbaik Official Partner kami adalah Barcelona dan Liverpool.
BalasHapus365Sbobet
agen sbobet
Agen Sbobet Online
Agen Sbobet Terpercaya
Agen Sbobet Indonesia
Agen Sbobet Asia
Agen Sbobet Resmi
Agen Sbobet Mobile
Daftar Agen Sbobet
Situs Agen Sbobet
Website Agen Sbobet
Link ALternatif Agen Sbobet
Bonus Agen Sbobet
Sbobet
Sbobet Online
Sbobet Terpercaya
Sbobet Indonesia
Sbobet Asia
Sbobet Resmi
Sbobet Mobile
Daftar Sbobet
Situs Sbobet
Website Sbobet
Link ALternatif Sbobet
Bonus SbobetAgen Bola
Agen Bola Online
Agen Bola Terpercaya
Agen Bola Indonesia
Agen Bola Asia,
Agen Bola Resmi
Agen Bola Mobile
Daftar Agen Bola
Situs Agen Bola
Website Agen Bola
Link ALternatif Agen Bola
Bonus Agen Bola
Agen Slot
Main Slot
Situs Sbobet
Situs Slot
Slot
Slot Online
Slot Terbaik
Website Slot